Welcome!

Welcome!

Jumat, 18 November 2011

Sosiologi: Struktur Sosial, Stratifikasi Sosial, & Diferensiasi Sosial

 A. Struktur Sosial


·        Pengertian Struktur Sosial


Istilah struktur berasal dari kata structum (bahasa Latin) yang berarti menyusun. Dengan demikian, struktur sosial memiliki arti susunan masyarakat. Adapun penggunaan konsep struktur sosial tampaknya beragam. Walaupun demikian, kita dapat memberikan batasan-batasan melalui beberapa definisi struktur sosial menurut para ahli, yaitu sebagai berikut:
a.    Menurut Radclife-Brown, struktur sosial adalah suatu rangkaian kompleks dari relasi-relasi sosial yang berwujud dalam suatu masyarakat. Dengan demikian, struktur sosial meliputi relasi sosial di antara para individu dan perbedaan individu dan kelas sosial menurut peranan sosial mereka.
b.    Menurut Evans-Pritchard, struktur sosial ialah relasi-relasi yang tetap dan menyatukan kelompok-kelompok sosial pada satuan yang lebih luas. 
c. Menurut Beattie, struktur sosial adalah bagian-bagian atau unsur-unsur dalam masyarakat itu yang tersusun secara teratur guna membentuk suatu kesatuan yang sistematik.
d. Menurut Raymond Firth, konsep struktur sosial merupakan analytical tool atau alat analisis yang diwujudkan untuk membantu pemahaman tentang tingkah laku manusia dalam kehidupan sosial.
     Artinya, pada masyarakat yang tidak berwujud, sudah tidak ada lagi interaksi di antara individu. Fungsi nilai dan norma tidak berlaku lagi dalam kehidupan bermasyarakat status dan peran tidak diakui lagi dan masyarakat cenderung untuk hidup masing-masing. Mampukah manusia hidup seperti ini? Kita bisa mengambil contoh pada kehidupan antarmanusia yang saling bertikai dengan bertindak sewenang-wenang terhadap orang lain, sehingga sering terjadi kekacauan, serta nilai dan norma tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Secara definitif, struktur sosial diartikan sebagai suatu skema penempatan nilai-nilai sosial budaya dan organ-organ masyarakat pada posisi yang dianggap sesuai agar organisme masyarakat sebagai suatu keseluruhan dapat berfungsi dan kepentingan setiap bagian dapat berjalan dalam jangka waktu yang relatif lama.
Dari skema inilah, dapat diketahui bahwa masyarakat sebagai organisme sosial tertinggi mempunyai fungsi yang paling umum.
Fungsi umum itu hanya dapat dilaksanakan dengan balk jika komponen-komponen dan suborgan yang ada di dalamnya bekerja dengan baik pula. Nilai-nilai sosial budaya dalam struktur sosial terdiri atas ajaran agama, ideologi, dan kaidah-kaidah moral serta peraturan sopan santun yang dimiliki suatu masyarakat. Setiap satuan nilai memitiki tempat dan peranan tersendiri. 
Demikian juga kelompok-kelompok atau komponen-komponen sosial yang beragam, juga mengemban tugas yang sesuai dengan keahlian masing-masing. Setiap komponen dari struktur sosial tidak bekerja sendiri-sendiri, tetapi secara bersama-sama saling mengisi dan melengkapi. Semua kegiatan itu pada akhimya disatupadukan oleh organisasi besar yang disebut masyarakat. 
Pada umumnya struktur sosial memiliki empat elemen dasar, yaitu:
  • Status sosial
Merupakan kedudukan atau posisi sosial seseorang dalam masyarakat. Status terbagi atas:
• Ascribed status → status yang didapat secara otomatis melalui kelahiran
• Achieved status → status yang didapat melalui usaha sendiri
• Assigned status → status yang diberikan kepada seseorang karena jasanya bagi masyarakat
  • *Peran sosial
Merupakan seperangkat harapan terhadap seseorang yang menempati suatu posisi atau status sosial tertentu.
  • Kelompok
Merupakan sekelompok orang yang memiliki norma-norma, nilai-nilai dan harapan yang sama serta secara sadar dan teratur saling berinteraksi
  • *Institusi
Merupakan kumpulan norma-norma yang berkisar pada pemenuhan suatu kebutuhan pokok di dalam kehidupan masyarakat. 


B. Stratifikasi Sosial
  • Pengertian  Stratifikasi Sosial  
Berikut ini berapa definisi stratifikasi sosial :
1.1. Pitirim A. Sorokin
Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat (hierarki). 
2. Max Weber
Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarki menurut dimensi kekuasaan, previllege dan prestise. 
3. Cuber
Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai suatu pola yang ditempatkan di atas kategori dari hak-hak yang berbeda.
Stratifikasi sosial (Social Stratification) berasal dari kata bahasa latin “stratum” (tunggal) atau “strata” (jamak) yang berarti berlapis-lapis. Dalam Sosiologi, stratifikasi sosial dapat diartikan sebagai pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat. 
  •  Sifat - Sifat Stratifikasi Sosial

1. Stratifikasi Sosial Tertutup (Closed Social Stratification)
Yaitu membatasi kemungkinan pindahnya seseorang dari satu lapisan ke lapisan yang lain, baik gerak ke atas maupun gerak kebawah, bila akan menjadi anggota biasanya berdasarkan kelahiran.
 Misalnya pada Sistem kasta, Feodal, Rasial.
Contoh :
  • vPada masyarakat kasta

  • Pada sistem Rasial

ØSistem segregasi di Amerika Serikat yang memisahkan antara golongan kulit putih dan kulit berwarna 
Sistem apartheid yang memisahkan antara golongan kulit putih dengan golongan pribumi


2. Stratifikasi Sosial Terbuka (Opened Social Stratification)
Yaitu setiap anggota masyarakat mempunyai kesempatan untuk berusaha dengan kecakapan sendiri untuk naik lapisan , atau bagi mereka yang tidak beruntung untuk jaatuh dari lapisan atas ke lapisan bawahnya. 
3. Stratifikasi Sosial Campuran
 
Stratifikasi sosial campuran merupakan kombinasi antara stratifikasi tertutup dan terbuka. Misalnya, seorang Bali b e r k a s t a Brahmana mempunyai kedudukan terhormat di Bali, namun apabila ia pindah ke Jakarta menjadi buruh, ia memperoleh kedudukan rendah. Maka, ia harus menyesuaikan diri dengan aturan kelompok masyarakat di Jakarta. 
  • Bentuk - Bentuk Stratifikasi Sosial  



1. Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria Sosial, yaitu pembedaan anggota masyarakat ke dalam kelompok tingkatan sosial berdasarkan status sosialnya. Misalnya sistem kasta pada masyarakat yang dibagi menjadi empat kelompok, yaitu Brahman, Ksatria, Waisya, dan Sudra. 

2. Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria Politik, yaitu pembagian anggota masyarakat berdasarkan tingkat kekuasaan yang dimilikinya.
Ada tiga pola umum sistem pelapisan kekuasaan, yaitu Tipe Kasta, Tipe Oligarki, dan Tipe Demokratis.
3. Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria Ekonomi, yaitu pembedaan anggota masyarakat berdasarkan pemilikan materi, umumnya disebut dengan kelas sosial.
Pembagiannya terbagi atas tiga golongan, yaitu Kelas Sosial Atas, Kelas Sosial Menengah, dan Kelas Sosial Bawah. 
  •  Fungsi Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial dapat berfungsi sebagai berikut :
a.   Distribusi hak-hak istimewa yang obyektif, seperti menentukan penghasilan, tingkat kekayaan, keselamatan dan wewenang pada jabatan/pangkat/ kedudukan seseorang.
b. Sistem pertanggaan (tingkatan) pada strata yang diciptakan masyarakat yang menyangkut prestise dan penghargaan, misalnya pada seseorang yang menerima anugerah penghargaan/gelar/kebangsawanan, dan sebagainya.
c. Kriteria sistem pertentangan, yaitu apakah didapat melalui kualitas pribadi, keanggotaan kelompok, kerabat tertentu, kepemilikan, wewenang atau kekuasaan.
d. Penentu lambang-lambang (simbol status) atau kedudukan, seperti tingkah laku, cara berpakaian dan bentuk rumah.
e. Tingkat mudah tidaknya bertukar kedudukan.
f. Alat solidaritas diantara individu-individu atau kelompok, yang menduduki sistem sosial yang sama dalam masyarakat.
C. Diferensiasi Sosial

·        Pengertian Diferensiasi Sosial

Kalau kita memperhatikan masyarakat di sekitar kita, ada banyak sekali perbedaan-perbedaan yang kita jumpai. Perbedaan-perbedaan itu antara lain dalam agama, ras, etnis, clan (klen), pekerjaan, budaya, maupun jenis kelamin.
Perbedaan-perbedaan itu tidak dapat diklasifikasikan secara bertingkat/vertikal seperti halnya pada tingkatan dalam lapisan ekonomi, yaitu lapisan tinggi, lapisan menengah dan lapisan rendah.
Perbedaan itu hanya secara horisontal. Perbedaan seperti ini dalam sosiologi dikenal dengan istilah Diferensiasi Sosial.
Diferensiasi adalah klasifikasi terhadap perbedaan-perbedaan yang biasanya sama. Pengertian sama disini menunjukkan pada penggolongan atau klasifikasi masyarakat secara horisontal, mendatar, atau sejajar. Asumsinya adalah tidak ada golongan dari pembagian tersebut yang lebih tinggi daripada golongan lainnya.

Pengelompokan horisontal yang didasarkan pada perbedaan ras, etnis (suku bangsa), klen dan agama disebut kemajemukan sosial, sedangkan pengelompokan berasarkan perbedaan profesi dan jenis kelamin disebut heterogenitas sosial
Jadi kesimpulannya:
Diferensiasi sosial adalah pengelompokan
masyarakat secara horisontal berdasarkan pada 
 ciri-ciri tertentu.
  • Bentuk - Bentuk Diferensiasi sosial  
*1. Diferensiasi Ras 
Menurut Ralph Linton
Diferensiasi Ras adalah perbedaan menurut fisiknya bukan budayanya, dan terbagi menjadi 3, yaitu Ras Mongoloid, Ras Kaukasoid, Ras Negroid.
 Ras Mongoloid memiliki ciri warna kulit sawo matang, rambut lurus, bulu badan sedikit, dan mata sipit.
 Ras Kaukasoid memiliki ciri warna kulit putih, hidung mancung, rambut pirang sampai coklat kehitam-hitaman, dan kelopak mata lurus.
 Ras Negroid memiliki ciri warna kulit hitam, bibir tebal, dan kelopak mata lurus. 
Menurut A.L. Kroeber
*Ras Austroloid mencakup penduduk asli Australia (Aborigin).
*Ras Mongoloid mencakup Asiatic Mongoloid, Malayan Mongoloid, American Mongoloid.
*Ras Kaukasoid mencakup Nordic, Alpine, Mediteranian, Indic.
*Ras Negroid mencakup African Negroid, Negrito, Melanesian.
*Ras Khusus mencakup Bushman, Veddoid, Polynesian, Ainu.
2. Diferensiasi Etnis
    Perbedaan Suku bangsa di Indonesia.
 Di pulau Sumatera ada suku bangsa Aceh, Gayo, Batak, Mandiling, Medan, Padang, Mingankabau, Bengkulu, Jambi, Palembang, Melayu, Enggano, Mentawai, dan Nias. Di Pulau Jawa ada suku bangsa Sunda, Jawa, Tengger, Madura, Bawean, Tambur, Banten, dan Betawi.
Di Pulau Kalimantan ada suku bangsa Dayak, Bulungin, dan Banjar.
Di Pulau Sulawesi ada suku bangsa Bugis, Makassar, Luwu, Mandar, To Seko, Banjau, Sangir, Toraja, Toli-Toli, Minahasa, Bolaang Mongondow, dan Gorontalow.
*Di Kepulauan Nusa Tenggara ada suku bangsa Bali, Bima, Sasak, Lombok, Manggarai, Ngada, Ende Lio, Dompu, Timor, dan Rote.
*Di Kepulauan Maluku dan Pulau Papua ada suku bangsa Ternate, Tidore, Dani, Waigeo, Biak, Yapen, dan Asmat.
*Dan memimiliki dasar yang sama yaitu Dasar kehidupan sosial, Asas-asas yang sama dalam hak atas tanah, Asas-asas persamaan dalam hukum adat, Sama-sama memiliki suatu bentuk perserikatan dan bentuk hubungan yang tidak dibuat tetapi terjadi, yaitu lembaga adat istiadat penduduk asli.
*3. Diferensiasi Klan
Klan diartikan sebagai perbedaan masyarakat berdasarkan garis keturunannya. 
*Patrilineal adalah, Klan yang berasal dari garis keturunan Ibu.
*Matrilineal adalah, Klan yang berasal dari garis keturunan Ayah
*4. Diferensiasi Agama
Pada prinsipnya manusia adalah makhluk yang memiliki rasa kagum terhadap sesuatu yang dianggap lebih hebat dari dirinya.
Atas dasar itu kita sangat sulit menyatakan bahwa kepercayaan sendiri lebih baik dari kepercayaan yang lain.
Dalam perkembangannya agama mempengaruhi masyarakat dan juga sebaliknya sehingga terjadi interaksi yang dinamis.
*5. Diferensiasi Jenis Kelamin (Gender)
Pada masyarakat tertentu, perbedaan jenis kelamin menentukan tingkatnya.
Diferensiasi profesi merupakan pengelompokan masyarakt yang didasarkan pada jenis pekerjaan atau profesinya.
Profesi biasanya berkaitan dengan suatu keterampilan khusus.